Bagaimana Jika Pasangan Melakukan KDRT

Pasangan melakukan KDRT

Masalah KDRT belakangan sedikit marak setelah adanya pasangan selebriti yang disinyalir mengalami KDRT. Lalu, KDRT berkembang hingga pasangan yang berstatus pacaran namun mengalami KDRT. Nah teman Keluarga101, kali ini kita bahas bagaimana jika pasangan melakukan KDRT.

Jika Pasangan Melakukan KDRT

Tanya:

Keluarga101, nama saya Miske usia 28 tahun. Saya baru berumah tangga 2 tahun. Belakangan saya terpikir ingin meninggalkan suami saya. Kebetulan kami belum memiliki anak. Masalahnya adalah karena suami temperamental dan sering berlaku kasar jika sedang marah atau ada hal yang tidak berkenan di hatinya.

Sebenarnya, ketika pacaran saya sudah mengetahui sifat suami seperti ini. Namun, saat itu saya berharap suami bisa berubah. Sejauh ini suami belum memukul saya secara langsung. Melainkan melempar benda-benda ketika sedang marah. Membentak, memukul meja hingga pergi dari rumah.  Saya merasa tidak nyaman dan senantiasa takut jika suatu saat suami bisa memukul saya. Hal yang memicu kemarahannya biasanya karena keegoisan dirinya terutama jika kami sedang berdiskusi dan dia tidak sependapat. Selain itu, hal-hal kecil juga terkadang bisa memicu kemarahannya. Saya harus bagaimana?

Jawab:

Halo Miske, saya turut prihatin mendengar ceritamu. Situasi yang sedang kamu hadapi banyak dirasakan oleh wanita-wanita di luar sana. Walau priapun bisa mengalami KDRT loh. Miske, jika kamu sudah tidak tahan dengan kondisi yang kamu rasakan Keluarga101 memberi saran sebagai berikut:

• Bicarakan hal ini dengan orangtuamu terlebih dahulu. Bagaimana tanggapan orangtua. Jika orangtua menginginkan kamu berpisah, ikuti sarannya. Dalam hal ini, situasi kamu sedikit lebih beruntung dari wanita di luar sana yang sudah memiliki anak dari pasangannya. Sedangkan kamu belum. Percayalah, tidak ada orangtua di dunia ini yang tidak menderita melihat anaknya diperlakukan kasar oleh orang lain. Jika suamimu memperlakukan kamu dengan kasar, bisa dipastikan suamimu tidak menghargai orangtua mu. 

• Jika orangtua masih ingin kamu bersabar dan mempertahankan pernikahan, bicaralah dengan orangtua suami dan suami. Bila perlu, suami bisa diajak pergi ke conselling atau psikolog. Barangkali ada luka bathin dalam diri suami atau kondisi emosional yang membuat suami menjadi temperamental.

Pasangan Mudah Marah

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

• Jangan mengharapkan seseorang dapat berubah. Jika kamu sudah mengetahui sifat buruk pasangan sebelum menikah, adalah salah jika mengharap pasangan akan berubah setelah menikah. Merubah sifat seseorang tidak semudah membalik telapak tangan. Umumnya, sifat sebelum pacaran akan mirip seperti itu adanya ketika sudah menikah bahkan mungkin lebih buruk. Karena ketika pacaran seseorang tentu menutupi kelemahannya.

• Perilaku KDRT dapat semakin memburuk dikemudian hari. Hal ini yang seringkali tidak disadari oleh korban KDRT. Karena alasan cinta, korban KDRT biasanya masih memberi kesempatan. Namun, beberapa kasus, kekerasan KDRT berikutnya bisa sangat fatal seperti mengancam jiwa bahkan mematikan. Contohnya korban KDRT yang meninggal, mustahil hal KDRT tersebut pertama kali di alami oleh korban. Pasti sebelum kejadian tersebut, korban telah mengalami KDRT sebelumnya.

• Sifat temperamental dari lingkungan. Biasanya seseorang memiliki sifat temperamental dari faktor lingkungan atau keluarga. Misalnya, memiliki ayah atau ibu yang memang memiliki sifat temperamental juga. Atau pola didik yang sangat keras sehingga memberikan kesan bahwa kekerasan adalah wajar dan normal.

Miske, pendapat orang sekitar mengenai rumah tanggamu adalah sekedar saran. Namun, apapun keputusannya kamulah yang wajib menentukannya. Pikirkan matang-matang, dan sayangilah dirimu. Lakukan yang terbaik. Selamatkan diri dari kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Ingat, tidak ada orang di dunia ini yang bisa melindungi dirimu selain kamu sendiri. Maka bijaksanalah dalam mengambil keputusan.

Posted By Tentang Keluarga101

Photo Credit : Pixabay