Mertua Dan Ipar Ikut Campur Dalam Pernikahan

mertua ikut campur dalam pernikahan

Halo teman Keluarga, kali ini ada sahabat keluarga101 yang curhat masalah rumah tangga. Mertua yang sering ikut campur dalam pernikahan juga ipar yang sangat posesit terhadap suami. Apakah di antara Bunda ada yang mengalami hal ini? Yuk kita bahas.


Mertua Ikut Campur Di Pernikahan

Tanya:
Halo, sebut saja nama saya Amelia. Saya ingin curhat masalah rumah tangga yang menurut saya tidak ada jalan keluarnya. Saya baru berumah tangga sekitar 2 tahun. Suami saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Masalahnya, suami saya adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Suami saya dekat dengan kakak perempuan yang ada di atasnya atau anak nomor 4. 

Awalnya, saya tidak ada masalah dengan mertua. Namun belakangan, saya baru merasakan bahwa mertua saya sangat "demanding" alias banyak menuntut. Selain itu, kakak ipar saya (kakak suami yang paling dekat dengannya alias anak nomor 4), juga ikut-ikutan mencampuri urusan rumah tangga saya. Dia sangat protektif terhadap adiknya alias suami saya. 

Saya merasa situasi ini sudah tidak kondusif. Jika saya diamkan, mereka semakin menjadi-jadi. Namun jika saya melawan, mereka mengatakan bahwa saya adalah menantu kurang hormat terhadap mertua. Jujur, saya tidak ingin situasi menjadi tidak menyenangkan. Karena ketika saya mengalami gesekan dengan mertua dan ipar, maka hubungan saya dan suami ikut terpengaruh. Apa yang harus saya lakukan? 

Jawab:
Amelia yang sedang galau, dirimu tidaklah sendirian. Hampir 99 persen wanita di dunia mengalami gesekkan dengan  mertua atau ipar bahkan keduanya. Dalam hal ini, situasi yang kamu hadapi sangatlah normal. Jika di telaah, sikap mertua yang ikut campur di dalam pernikahanmu bisa jadi karena hal sebagai berikut:
  • Rasa kehilangan dari ayah mertua. Mertua laki-laki "kehilangan" anak laki satu-satunya yang sudah tidak tinggal lagi bersama dengannya. Hal ini membuat ayah mertuamu selalu "memanggil" anaknya untuk bertemu. Hal ini terasa nyaman untukmu karena harus berkunjung senantiasa ke rumah mertua karena "panggilan".
  • Rasa kehilangan dari ibu mertua. Ibu mertua juga "kehilangan" anak laki kesayangannya. Jika ibu mertuamu termasuk ibu rumah tangga yang senang mengurus rumah tangga seperti memasak dan sebagainya, maka hal ini akan terasa lebih berat. Karena dia akan merasa bersaing denganmu. Misalnya, bersaing masakan hingga hal lainnya. Beliau akan merasa tidak ada orang lain yang lebih baik untuk mengurus anaknya selain dirinya. Hal inilah yang akan membuat dirinya menjadi posesif dan lupa bahwa anak lelakinya sudah menikah.
  • Kakak ipar yang sering mencampuri. Biasanya, kakak ipar model seperti ini, dia takut akan kehilangan kasih sayang atau perhatian dari adiknya. Besar kemungkinan ketika mereka masih sama-sama lajang, mereka berdua paling dekat dan sering melakukan hal-hal bersama-sama. Setelah menikah, dia merasa "kehilangan" momen kebersamaan dan merasa dirimu telah "mengambil" adiknya.
  • Masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Jangan terlalu mendengarkan kata-kata yang tidak berkenan di hatimu. Walaupun susah, tapi usahakan jangan terlalu baper.
Solusi yang bisa ditawarkan oleh Keluarga101 ada dari dua sisi. Sisi pertama adalah sisi negatif, yaitu :
  • tidak terlalu dekat dengan ipar. Bila perlu jangan memulai kedekatan yang intense seperti dengan saudara kandung. Contohnya, tidak sering-sering mengirim pesan lewat hp. Tidak sering menelpon dan sebagainya. Jagalah hubungan pada tempatnya. Tidak jauh namun juga jangan terlalu dekat.
  • tidak terlalu banyak bicara. Jika kamu hadir dalam pertemuan keluarga suami, jangan terlalu banyak bicara. Bicaralah seperlunya. 
  • tidak senantiasa ikut dalam acara keluarga. Jika suami sering berkunjung ke rumah orangtuanya, kamu bisa memberi pengertian kepada suami untuk tidak selalu ikut. Berilah alasan yang tidak menyakiti hatinya. Misalnya "mungkin kamu bisa pergi sendiri agar quality time bersama dengan keluargamu".
Sedangkan solusi dari sisi positif adalah:
  • Anggap mereka sebagai keluargamu. Hal ini sangat susah dilakukan. Apalagi jika di dalam hatimu sudah ada hal yang pernah sakit menyakiti. Namun, percayalah. Anggaplah mereka adalah orangtua dan saudara kandungmu. Memang tidak mudah. Namun dengan hanya berpikir demikian, akar kepahitan yang ada di dalam hatimu niscaya akan terangkat.
  • Lakukan demi suami. Jika kamu mencintai suamimu, lakukan kebaikan untuk keluarganya karena kamu mencintai suamimu. Menikah sarat dengan pengorbanan. Dan inilah pengorbananmu. Ingatlah, pengorbanan selalu berbuah hasil yang baik.
  • Waktu yang akan menjawab. Amelia, tetaplah bersabar karena cepat atau lambat waktu akan menjawab semua kegalauan hatimu. Waktu yang akan menyelesaikan masalah yang kamu hadapi sekarang. Oleh karenanya, bersabarlah dan lakukan langkah positif dan negatif saran kami di atas ya.
Untuk Amelia, sekali lagi, kamu tidak sendirian. Karena masalah ini sangat umum dan dihadapi oleh hampir rata-rata wanita yang sudah berkeluarga.  Tetap semangat dan percayalah waktu yang akan menjawab semua permasalahanmu.

Apakah ada teman Keluarga101 yang memiliki permasalahan yang sama? Berikan komentar ya Bunda.


Posted By Keluarga101
Photo Credit : Pixabay

Comments

Popular Posts